Rabu, Oktober 07, 2009

Telkom Bangun Palapa Ring Mataram-Kupang

Jakarta - Telkom akan membangun tulang punggung jaringan (backbone) serat optik di kawasan timur Indonesia (KTI) pada minggu kedua Oktober 2009 ini dengan mengambil sebagian konfigurasi Palapa Ring.

Kabel optik tersebut akan melintasi jalur Mataram-Kupang, Manado-Sorong, dan Fakfak-Makassar.

Untuk tahap pertama di bulan Oktober, Telkom akan membangun serat optik kabel laut sepanjang 1041 km dari Mataram ke Kupang (Mataram Kupang Cable System) dengan enam landing point di kota Mataram, Sumbawa Besar, Raba, Waingapu dan Kupang,

Kemudian untuk di jalur daratnya, sang BUMN akan membangun kabel sepanjang 810 km dengan 15 node di kota Mataram, Pringgabaya, Newmont, Taliwang, Sumbawa Besar, Ampang,  Dompu, Raba, Labuhan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende, Maumere, Waingapu, dan Kupang.

VP Public and Marketing Communications Telkom Eddy Kurnia, menekankan bahwa proyek yang diharapkan selesai akhir September 2010 ini murni merupakan inisiatif Telkom yang diimplementasikan sendiri.

"Sebagaimana komitmen awal kami, Telkom tetap akan melanjutkan pembangunan backbone serat optik di KTI, kendati konsorsium proyek Palapa Ring sendiri faktanya belum berjalan sebagaimana yang diharapkan," ujarnya kepada detikINET lewat pesan instan, Rabu (7/10/2009).

Selain Telkom, anggota konsorsium Palapa Ring yang tersisa adalah Indosat dan Bakrie Telecom. Semula, total anggota konsorsium ini ada tujuh sebelum satu persatu mundur teratur. Terakhir yang out dari konsorsium adalah Excelcomindo Pratama.

Palapa Ring sendiri merupakan megaproyek pembangunan backbone serat optik yang terdiri dari 35.280 kilometer optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer optik bawah tanah (inland cable).
sumber : detikinet

Senin, Oktober 05, 2009

Tips & Trik Memilih Gemini, Bintang Baru BlackBerry


Penulis: Ventura Elisawati - detikinet

Jakarta - Pertarungan operator resmi BlackBerry di Indonesia mulai menghangat. Ini terlihat ketika keempat operator mitra RIM: Indosat, XL, Telkomsel, dan Axis, memasarkan BlackBerry (BB) seri Curve terbaru, Gemini,  yang rencananya akan masuk pasar Indonesia pada pertengahan Oktober ini.

XL, misalnya, mengklaim membukukan 1000 order hanya dalam tempo tiga hari. Sementara Indosat, yang mengklaim sebagai operator BB pertama di Indonesia, juga mengaku telah menuai order sebanyak 2000 unit. Telkomsel yang belakangan sibuk menjual iPhone belum terdengar geliatnya dalam menjual Gemini, sementara Axis tampaknya lebih suka bergerilya.

Curve seri 8520 atau BB Gemini ini memang cukup kontroversial. Kehadirannya sempat tercekal, lantaran RIM harus terlebih dulu memenuhi permintaan pemerintah RI untuk membangun service center. Padahal Gemini sebenarnya sudah siap hadir di sini sejak dua bulan silam. Selain itu, harganya yang tak akan lebih dari Rp 3,5 juta  memang ditunggu-tunggu.

Handset ini akan menjadi penghapus dahaga peminat BB yang sebelumnya terhalang harga. Maklum, BB Bold dan Javelin, keduanya masih di atas Rp 5 juta. Padahal dari sisi perfoma, jenis ini tak banyak beda dengan seri-seri sebelumnya. Bahkan Gemini akan lebih tahan banting, karena dibalut oleh karet (rubber).

Pilih Mana?

Merujuk pada kasus yang marak beberapa saat lalu, dimana ribuan pengguna BB kena suspend PIN. Untuk menghindari kasus serupa, memang masih lebih aman jika peminat Gemini membelinya dari operator mitra resmi RIM, ketimbang dari sumber yang lain.

Masalahnya, banyak juga peminat BB yang bingung, mau pilih Gemini dari operator mana. Karena dari iklan, pelbagai posting di Facebook, forum-forum gadget yang ada, semua operator mengklaim BB miliknya lah yang terbaik.

Bagi yang sudah menggunakan BB tentu lebih mudah, karena sudah ada pengalaman, atau jejaring sesama pengguna BB. Tapi, bagaimana bagi yang belum. Dan tampaknya ini yang akan menjadi target utama BB Gemini. 

Sebenarnya apa yang harus dipahami ketika seseorang mau membeli dan memilih BlackBerry? BB adalah sebuah produk berteknologi canggih, sehingga perlu dipastikan BB tersebut memiliki jaminan purna jual resmi dari operator dan RIM. Yang seperti ini tentu hanya bisa diperoleh jika membeli dari operator atau sumber resmi yang ditunjuk.

Saat ini, di antara empat operator mitra RIM, hanya Indosat yang memberlakukan sistim kunci perangkat (locked). Sisanya, XL, Telkomsel dan Axis memilih sistem terbuka (unlocked). Dengan unlocked, pembeli tak terikat pada operator tempat ia membeli BB, jika suatu saat ia merasa tak puas dengan layanannya.

Sementara dengan model locked, pembeli akan terikat dan tak memungkinkan ganti provider ketika ia menginginkannya. Namun, sistim locked dan unlocked ini punya konsekuensi sama dalam hal ikatan layanan purna jual. 

Dengan sistem unlocked, ketika pelanggan ganti layanan operator, maka otomatis garansi purna jualnya pun hangus, baik yang dari operator maupun RIM. Sehingga ketika pelanggan memerlukan layanan purna jual dari service center operator atau
RIM, ia harus membayar.

Hal-hal lain yang bisa jadi pertimbangan tambahan yaitu fasilitas lain seperti asuransi kerusakan dan kehilangan, aplikasi yang menjadi paket BB operator. Lalu soal sistem pembayaran kredit atau tunai, serta potongan harga yang diberikan operator sebagai iming-iming. Itu tergantung isi kocek calon pembeli masing-masing.

Yang pasti, ketika calon pembeli belum memiliki pengalaman dengan servis BB, yang paling utama harus dipahami adalah bagaimana layanan pelanggan operator tersebut dan reliabilitas jaringannya. Karena umumnya pengguna BB menghendaki konektivitas yang nyaris tanpa putus. Dan sialnya, kedua hal mendasar ini hanya bisa dirasakan ketika sudah menggunakan servis dari provider BB.

Belakangan, para operator BB cukup gencar mengkampanyekan penambahan bandwidth internasional mereka menjadi berkali lipat, demi mendukung kecepatan akses. Info tersebut justru membingungkan pengguna BB. Karena kenyataan yang dihadapi pelanggan justru sebaliknya: kelambatan akses, baik untuk browsing maupun BB Messenger.

Karena sejatinya, selain bandwidth internasional, ada faktor lain yang turut mempengaruhi perfoma akses data, seperti kecukupan frekuensi yang dimiliki operator, manajemen kapasitasnya, dan banyak faktor lainnya. 

Yang pasti, untuk memahami dua hal mendasar dalam layanan BB di era 2.0 ini sebenarnya cukup mudah. Karena calon pengguna bisa mencari tahu sendiri, selain juga bertanya ke kawan-kawannya yang sudah menggunakan. Apalagi, kebanyakan konsumen BB adalah net generation, yang ingin menjaga konektivitasnya: terus terhubung dengan jejaring sosial seperti milis, forum,Facebook, Twitter, dan lainnya.

Info tentang operator yang akan dipilih bisa didapat dengan mudah, melalui jejaring sosial tersebut. Atau yang paling mudah melalui googling dan cari tahu berapa banyak  problem yang dihadapi pelanggan BB, bagaimana respon operator dan tingkat kepuasan pengguna atas solusi yang dilakukan operator. Mudah bukan?


Penulis adalah konsultan komunikasi digital. Bisa dihubungi di email: redaksi@detikinet.com atau myvlisa@yahoo.com
sumber : http://www.detikinet.com/read/2009/10/05/095205/1215181/731/memilih-gemini-bintang-baru-blackberry